Pemerintah Irak secara resmi mengajukan keluhan ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa setelah menuduh bahwa sebanyak 50 pesawat tempur Israel telah melanggar wilayah udaranya. Pernyataan tersebut disampaikan oleh perwakilan Irak untuk PBB, Abbas Kadhom Obaid Al-Fatlawi, pada Kamis, 20 Juni 2025.
Rute Pelanggaran dan Wilayah Sensitif
Menurut laporan Irak, pelanggaran dimulai dari arah perbatasan Suriah dan Yordania. Gelombang pertama terdiri dari 20 jet tempur, disusul oleh 30 jet lainnya. Pesawat-pesawat ini disebut melintasi wilayah selatan Irak, termasuk kota-kota suci seperti Najaf, Karbala, dan Basra. Lokasi-lokasi ini memiliki arti penting secara religius bagi warga Irak, terutama komunitas Syiah.
Pelanggaran Hukum Internasional
Irak menilai tindakan Israel tersebut sebagai bentuk pelanggaran terhadap hukum internasional dan Piagam PBB. Pemerintah Irak memperingatkan bahwa tindakan tersebut bisa memicu kemarahan publik, khususnya karena menyangkut pelanggaran terhadap situs-situs religius yang sangat dihormati.
Baca Juga: Arah Kebijakan Internasional Pemerintahan Prabowo: Membangun Citra Indonesia di Dunia
Kekhawatiran terhadap Kesucian Kota Religius
Al-Fatlawi juga menyoroti bahwa wilayah yang dilintasi pesawat adalah pusat ziarah religius jutaan orang, seperti di Najaf dan Karbala. Ia menegaskan bahwa pelanggaran wilayah udara di area tersebut menimbulkan risiko tinggi dan menciptakan ketegangan psikologis di kalangan masyarakat.
Belum Ada Respons dari Israel
Hingga saat ini, pihak Israel belum mengeluarkan tanggapan resmi atas tuduhan dari Irak. Meski demikian, tudingan tersebut berpotensi menambah ketegangan regional, apalagi di tengah dinamika konflik antara Israel dan Iran yang masih berlangsung.
Tuduhan Irak terhadap Israel menambah panjang daftar ketegangan di Timur Tengah. Langkah diplomatik melalui PBB menjadi salah satu cara Irak menyuarakan protesnya di tengah kekhawatiran publik atas keamanan dan kedaulatan nasional mereka. Perkembangan ini akan menjadi sorotan dunia dalam beberapa hari ke depan.